A. Pengertian Perkembangan
· Perkembangan dapat diartikan sebagai proses yang
kekal yang menuju kearah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih
tinggi berdasarkan pertumbuhan, pemasakan dan belajar. Menurut Monks
psikologis mirip suatu proses yang dinamis. Psikologi kepribadian dan
psikologi perkembangan menurut beberapa ahli:
1. Herman (1969) berpendapat bahwa kepribadian merupakan suatu kontruks toritis
yang sangat kabur definisinya.
2. Thomae (1968) berpendapat bahwa setiap pribadi mempunyai
ciri-ciri yang khas.
3. Pawlik (1994) berpendapat harus diadakan pemisahan antara psikologi
kepribadian dan psikologi deferensial.
Psikologi kepribadian adalah meneliti
sifat-sifat perasaan dan tingkah laku keseluruhan yang berbeda dengan orang lain.
Psikologi deferensial adalah memiliki
perbedaan dalam perasaan dan tingkah laku dan sebab-sebabnya
B. Teori Perkembangan
B. Teori Perkembangan
1.
Mark (1963) membedakan tiga macam teori mengenai
psikologi perkembangan:
a. Teori yang deduktif adalah memberikan keterangan yang dimulai dari suatu pemikiran atau pikiran spekulatif tertentu kearah data yang akan diterangkan.
a. Teori yang deduktif adalah memberikan keterangan yang dimulai dari suatu pemikiran atau pikiran spekulatif tertentu kearah data yang akan diterangkan.
b.
Teori yang induktif adalah cara menerangkan
adalah dari data kearah teori dalam bentuk ekstrim titik pandang yang positif ini dijumpai pada
buku behaviorist.
c.
Teori yang fungsional adalah data mempengaruhi
pembentukan teori dan pembentukan teori kembali mempengaruhi data.
2.
Charlotte Bauhle (1893-1974)
Membentuk tingkatan perkembangan psikis
manusia menjadi lima tingkat yaitu:
a. Permulaan
b. Penanjakan
c. Puncak masa hidup 25-50 tahun
d. Penurunan
e. Akhir kehidupan
Sedangkan perkembangan fisik menurut Bauhler dibagi menjadi empat titik yakni:
1. Permulaan kemasakan seksual : anak laki-laki ± 15, pada anak wanita ± 13.
2. Penghentian pertumbuhan jasmani : wanita ± 18, laki-laki ± 25
3. Akhir masa subur wanita 40-46 tahun, laki-laki belum diketahui.
4. Permulaan Kemunduran biologis ± 50 tahun.
1.1 Teori yang Berorientasi Biologis.
1. Teori ini menitikberatkan pada bakat.
2. Perkembangan bersifat endogen yaitu perkembangan tidak hanya berlangsung spontan saja, melainkan juga harus dimengerti sebagai pemekaran pre-disposisi yang ditentukan secara biologis dan tidak bisa dirubah lagi.
1.2 Teori Lingkungan atau Milieu
1. Bersifat sosiologis.
2. Mencakup teori belajar dan teori sosiologis.
3. Kelemahannya yaitu kurang memperhatikan akan pengaruh pembawaan yang relatif kuat dalam perkembangan seseorang.
1.3 Teori Psikodinamika
1. Memandang komponen yang bersifat sosio-efektif sangat fundamental dalam kepribadian dan perkembangan seseorang.
2. Teori psikodinamika terkenal, yaitu teori Freud, menerangkan seseorang anak lahir dengan dua macam kekuatan energi biologis yaitu libido (seksualitas) dan nafsu mati .
3. Menurut Ericson (1964) perkembangan manusia bersifat normo psikologis ditinjau dari pendekatan psikologi sepanjang hidup cukup relevan untuk ditinjau sejenak.
4. Kelemahan teori psikodinamika tidak dapat diuji secara empiris.
1.4 Teori Ketuhanan
1. Menitikberatkan pada kekhususan psikis individu.
2. Dilthey (1833-1911) mengemukakan bahwa gejala psikis seseorang sulit diterangkan seperti halnya menerangkan gejala fisik.
1.5 Teori Interaksionisme
1. William Stern beranggapan bahwa setiap tingkah laku merupakan hasil pertemuan (konvergensi) antara faktor pribadi dan faktor lingkungan.
2. Teoritikus yang terkenal dalam teori ini adalah Piaget (1947) yang beranggapan bahwa perkembangan harus dipandang sebagai kelanjutan genesa embrio.
3. Dalam pelaksanaan perkembangan dipengaruhi beberapa faktor
a. Faktor pemasakan berhubungan denagan aktivitas manusia.
b. Faktor pengalaman dan transmisi sosial berhubungan dengan penanaman nilai-nilai melalui pendidikan dan bahasa yang digunakan.
4. Menitikberatkan akan fungsi intelektual
5. Dalam teori ada beberapa pandangan terhadap interaksionistis yakni pandangan ekologis (Spiel, 1994, Oerter 1992) dan pendekatan yang genetis (Searr dan Mc Carterry, 1994)
6. Menurut pandangan ekologis merupakan hubungan timbal balik dalam beberapa interaksi antara bakat (genotip) dan lingkungan. Hasil interaksi ini dibedakan menjadi tiga macam:
a. Hasil interaksi genotip –lingkungan yang bersifat pasif.
b. Hasil interaksi genotip –lingkungan yang bersifat vokatif
c. Hasil interaksi genotip –lingkungan yang bersifat aktif
a. Permulaan
b. Penanjakan
c. Puncak masa hidup 25-50 tahun
d. Penurunan
e. Akhir kehidupan
Sedangkan perkembangan fisik menurut Bauhler dibagi menjadi empat titik yakni:
1. Permulaan kemasakan seksual : anak laki-laki ± 15, pada anak wanita ± 13.
2. Penghentian pertumbuhan jasmani : wanita ± 18, laki-laki ± 25
3. Akhir masa subur wanita 40-46 tahun, laki-laki belum diketahui.
4. Permulaan Kemunduran biologis ± 50 tahun.
1.1 Teori yang Berorientasi Biologis.
1. Teori ini menitikberatkan pada bakat.
2. Perkembangan bersifat endogen yaitu perkembangan tidak hanya berlangsung spontan saja, melainkan juga harus dimengerti sebagai pemekaran pre-disposisi yang ditentukan secara biologis dan tidak bisa dirubah lagi.
1.2 Teori Lingkungan atau Milieu
1. Bersifat sosiologis.
2. Mencakup teori belajar dan teori sosiologis.
3. Kelemahannya yaitu kurang memperhatikan akan pengaruh pembawaan yang relatif kuat dalam perkembangan seseorang.
1.3 Teori Psikodinamika
1. Memandang komponen yang bersifat sosio-efektif sangat fundamental dalam kepribadian dan perkembangan seseorang.
2. Teori psikodinamika terkenal, yaitu teori Freud, menerangkan seseorang anak lahir dengan dua macam kekuatan energi biologis yaitu libido (seksualitas) dan nafsu mati .
3. Menurut Ericson (1964) perkembangan manusia bersifat normo psikologis ditinjau dari pendekatan psikologi sepanjang hidup cukup relevan untuk ditinjau sejenak.
4. Kelemahan teori psikodinamika tidak dapat diuji secara empiris.
1.4 Teori Ketuhanan
1. Menitikberatkan pada kekhususan psikis individu.
2. Dilthey (1833-1911) mengemukakan bahwa gejala psikis seseorang sulit diterangkan seperti halnya menerangkan gejala fisik.
1.5 Teori Interaksionisme
1. William Stern beranggapan bahwa setiap tingkah laku merupakan hasil pertemuan (konvergensi) antara faktor pribadi dan faktor lingkungan.
2. Teoritikus yang terkenal dalam teori ini adalah Piaget (1947) yang beranggapan bahwa perkembangan harus dipandang sebagai kelanjutan genesa embrio.
3. Dalam pelaksanaan perkembangan dipengaruhi beberapa faktor
a. Faktor pemasakan berhubungan denagan aktivitas manusia.
b. Faktor pengalaman dan transmisi sosial berhubungan dengan penanaman nilai-nilai melalui pendidikan dan bahasa yang digunakan.
4. Menitikberatkan akan fungsi intelektual
5. Dalam teori ada beberapa pandangan terhadap interaksionistis yakni pandangan ekologis (Spiel, 1994, Oerter 1992) dan pendekatan yang genetis (Searr dan Mc Carterry, 1994)
6. Menurut pandangan ekologis merupakan hubungan timbal balik dalam beberapa interaksi antara bakat (genotip) dan lingkungan. Hasil interaksi ini dibedakan menjadi tiga macam:
a. Hasil interaksi genotip –lingkungan yang bersifat pasif.
b. Hasil interaksi genotip –lingkungan yang bersifat vokatif
c. Hasil interaksi genotip –lingkungan yang bersifat aktif
· Teori
Perkembangan dan Pendidikan
a.
Teori mengenai tugas-tugas perkembangan
Havighurst mengemukakan bahwa
perjalanan hidup seseorang ditandai oleh adanya tugas-tugas yang harus
dipenuhi, tugas tersebut yakni sebuah tugas yang harus dilakukan oleh seseorang
dalam masa hidup tertentu sesuai dengan norma masyarakat.
Menurut
Havighurst ada beberapa catatan yang dikemukakan yakni:
1.
Pengertian dewasa muda mengandung pengertian
lebih dari pada biasanya yakni masa dewasa awal dan masa remaja.
2. Kesejahteraan dan kebahagiaan hanya sebagian saja dipengaruhi oleh berhasil atau tidaknya melakukan tugas perkembangan.
3. Pendidikan banyak ditentukan oleh kebudayaan suatu bangsa.
4. Berhubungan dengan pasal yang akan datang. Menitikberatkan pada pengaruh kebudayaan dan masyarakat terhadap tugas perkembangan tertentu.
2. Kesejahteraan dan kebahagiaan hanya sebagian saja dipengaruhi oleh berhasil atau tidaknya melakukan tugas perkembangan.
3. Pendidikan banyak ditentukan oleh kebudayaan suatu bangsa.
4. Berhubungan dengan pasal yang akan datang. Menitikberatkan pada pengaruh kebudayaan dan masyarakat terhadap tugas perkembangan tertentu.
·
Psikologi perkembangan dan pengertian emansipasi
Langeveld (1964) beranggapan bahwa emansipasi sebagai aspek pembentukan indentitas/ individu yakni pembentukan kesadaran diri.
Ada anggapan bahwa emansipasi dapat menimbulkan masalah bila tidak ada kontrol intern ( pujian dan penghargaan).
Emansipasi merupakan suatu proses dalam perkembangan yaitu untuk belajar mengaktualisasikan diri bersamaan dengan orang lain yang ada dalam situasi yang sama.
Langeveld (1964) beranggapan bahwa emansipasi sebagai aspek pembentukan indentitas/ individu yakni pembentukan kesadaran diri.
Ada anggapan bahwa emansipasi dapat menimbulkan masalah bila tidak ada kontrol intern ( pujian dan penghargaan).
Emansipasi merupakan suatu proses dalam perkembangan yaitu untuk belajar mengaktualisasikan diri bersamaan dengan orang lain yang ada dalam situasi yang sama.
Hilll
(1973), beranggapan bahwa teori perkembangan harus memenuhi empat syarat yaitu:
1.
Kontiunitas dan Diskontiunital.
2.
Pengertian-pengertian dapat diterapkan baik
terhadap perubahan pada pribadi maupunpada lingkungan.
3.
Teorinya bersifat interaksionitis
4.
Tingkah laku selalu dinilai sebagai fungsi
faktir pribadi maupun faktor situasional.
·
Metode psikologi perkembangan
1.
Pendekatan yang umum
a. Metode lungitudinal dengan transversal.
a. Metode lungitudinal dengan transversal.
Keuntungan metode lungitudinal adalah semua proses perkembangan dapat
diikuti dan diteliti. Kerugiannya adalah tergantung pada orang yang diselidiki tersebut dalam
jangka waktu yang lama. Dalam metode transversal atau kros-seksual yang diselidiki adalah orang
atau kelompok orang dari tingkat usia yang berbeda sehingga diperoleh
pengertian yang lebih baik akan faktor yang khas. Metode lain yang digunakan yakni metode time-lag dengan membandingkan
orang-orang dari usia yang sama tetapi kehormatan yang berbeda-beda.
b.
Pendekatan lintas budaya
Pendekatan ini membuktikan bahwa motif prestasi banyak ditentukan oleh
faktor kultural atau sub kultural. Piaget (1937) berpendapat bahwa perkembangan intelegensi dimulai dengan
prestasi, watak sosial dan sebagainya.
2.
Metode spesifik
Dibedakan menjadi dua metode:
a. Metode eksperimental
Dibedakan menjadi dua yakni eksperimen murni dan eksperimen lapangan. Perbedaan antara kedua eksperimen :
1) Eksperimen murni : situasi lebih terkontrol
2) Eksperimen lapangan : bertitik tolak dari situasi kehidupan nyata, situasi tidak terkontrol. Digunakan untuk penelitian eksak pada daerah yang terbatas.
b. Metode non eksperimental
a. Metode eksperimental
Dibedakan menjadi dua yakni eksperimen murni dan eksperimen lapangan. Perbedaan antara kedua eksperimen :
1) Eksperimen murni : situasi lebih terkontrol
2) Eksperimen lapangan : bertitik tolak dari situasi kehidupan nyata, situasi tidak terkontrol. Digunakan untuk penelitian eksak pada daerah yang terbatas.
b. Metode non eksperimental
Menjunjung tinggi nilai objectif data. Cara
observasi tidak tertentu, bisa menggunakan alat-alat dan tehnik salah satu kali
sama dengan event sampling yaitu mencatat tingkah laku yang khas yang timbul
dalam jangka waktu tertentu.
Selain metode eksperimental ada
juga beberapa metode yang bisa digunakan yakni metode klinis, metode angket
namun dari kedua metode tersebut
terdapat perbedaan dalam pengumpulan data yakni, dalam metode klinis data yang
terkumpul dapat memberikan informasi mengenai tingkah laku, sedangkan dalam
metode angket mengadakan pencatatan mengenai pemberitaan tingkah laku.
·
Paradigma multitrait-multimethod
Unsur – unsur yang
membentuk suatu hasil pengukuran
psikologis antara lain:
1.
Variasi yaitu perbedaan yang timbul dalam faktor
yang diukur sendiri.
2.
Variasi pada hasil pengukuran disebabkan oleh
kesalahan pada cara pengukurannya.
3.
Variasi yang timbul karena kesalahan yang tidak
terduga dalam pengukuran
Dengan menggunakan pardigma multitrait – multimethod
maka beberapa faktor psikologis (multitrait) diukur dengan satu metode misalnya
suatu tes tertentu. Sebaliknya satu sifat yang sama diukur dengan lebih dari
satu alat pengukur (multimethod). Misalnya dengan tes, angket, dan observasi.
0 comments:
Post a Comment